Selasa, 27 Mei 2014

Nasehat Al Imam Ahmad bin Hanbal Untuk Umat Islam


Para pembaca rahimakumullah,
Telah diulas pada edisi yang lalu kisah kehidupan seorang ‘alim yang sangat bersemangat di dalam menuntut ilmu dan beribadah. Juga tentang kesabarannya yang luar biasa di dalam menghadapi berbagai ujian demi mempertahankan aqidah Ahlus Sunnah.
Guru beliau, Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Aku keluar dari ‘Iraq. Dan tidaklah aku tinggalkan di kota tersebut seseorang yang paling utama, paling berilmu, paling wara’ dan paling bertakwa daripada Ahmad bin Hanbal.”

Al-Imam Abdurrazzaq Ash-Shan’ani rahimahullah berkata: “Tidaklah aku melihat orang yang paling pandai dan paling wara’ daripada Ahmad bin Hanbal.”
Yahya bin Sa’id Al-Qaththan rahimahullah berkata: “Tidaklah ada seorangpun yang datang ke Baghdad yang lebih aku cintai daripada Ahmad bin Hanbal.”
Karya-karya tulis beliau rahimahullah sangatlah banyak, diantaranya ada yang berjudul “Fadhail Shahabah”, “Az-Zuhd”, “Kitab Tafsir”, “An-Nasikh wa Al-Mansukh”, “At-Tarikh”, “Ahadits Syu’bah”, dan lain-lain. Yang paling terkenal dari karya-karya beliau adalah “Al-Musnad”. Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Tidak ada satu kitab musnad pun yang sebanding dengan kitab musnad karya Imam Ahmad dalam hal banyaknya jumlah hadits yang ada di dalamnya dan juga dalam hal bagusnya sistematika penyusunan.”
Pada edisi kali ini kami ingin menampilkan berbagai nasehat dan bimbingan beliau, agar kita dapat mencontoh beliau di dalam berpegang teguh dengan sunnah Nabi.


Amalan yang paling utama
Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Ahmad rahimahullah:
“Beritakan kepada kami amalan apakah yang paling utama?”
Beliau menjawab: “Menuntut ilmu.”
Dia bertanya kembali: “Bagi siapa?”
Beliau menjawab: “Bagi orang yang benar niatnya.”
Dia bertanya kembali: “Apa saja yang bisa membenarkan niat itu?”
Beliau menjawab: “Dengan meniatkan dirinya agar bisa bertawadhu’ dan menghilangkan kebodohan darinya.”

Kewajiban Menuntut Ilmu
“Setiap orang wajib menuntut ilmu yang menjadikan agamanya tegak dengannya.”
Ditanyakan kepada beliau, “Seperti apa halnya?”
Beliau rahimahullah menjawab, “Yang ia tidak boleh bodoh (tidak berilmu) tentang sholat, puasa, dan lainnya.”

Kemuliaan hati
Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki kemuliaan, dan kemuliaan hati adalah ridha kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala .

Mengingat Mati
Bahwasanya Imam Ahmad jika disebutkan tentang kematian maka beliau menangis tersedu-sedu. Dan beliau berkata: “Rasa takut telah menghalangiku untuk menyantap makanan dan minuman.”

Anjuran untuk berusaha
Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Ahmad:
“Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang duduk di rumahnya atau di masjidnya kemudian berkata: “Aku tidak akan bekerja apapun sampai rizki itu yang datang sendiri kepadaku.”
Beliau berkata: “Ini adalah seorang laki-laki yang tidak mengetahui ilmu. Tidakkah dia mendengar ucapan Rasulullah: ‘dijadikan rizki-ku di bawah naungan tombakku.’ Dan hadits yang lainnya tentang seekor burung yang di pagi hari dalam keadaan lapar kemudian pergi untuk mencari makan. Allah berfirman: “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah (rizki).” [Al-Muzammil: 20]


Zuhud
Zuhud di dunia adalah: pendek angan-angan dan berputus asa (tidak mengharapkan) dari apa yang ada di tangan manusia.


Kemuliaan sahabat Rasulullah
Jika engkau melihat seseorang menyebutkan tentang salah seorang dari sahabat rasulullah dengan kejelekan maka ragukanlah keislamannya.

Merasakan kesenangan
Ada seseorang bertanya kepada beliau: “Kapan seorang hamba akan  merasakan kesenangan?”
Beliau menjawab: “Dia akan merasakan kesenangan tatkala mulai memasuki Al-Jannah (surga).”

Manusia pada hari kiamat
Sesungguhnya Allah membangkitkan para hamba pada hari kiamat atas 3 keadaan:
  1. Orang baik  yang tidak ada jalan untuk menyalahkannya. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya): “Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik.” [At-Taubah: 91]
  2. Orang yang kafir mereka berada dalam An-Naar (neraka), Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya): “Dan orang-orang yang kafir, mereka berada di dalam Jahannam.” [Fathir: 36]
  3. Orang yang berdosa (dibawah dosa syrik), maka perkaranya diserahkan kepada Allah. Jika Allah berkehendak, maka ia akan diadzab, dan jika Allah berkehendak, ia akan diampuni. Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni semua dosa yang dibawah dosa syirik bagi siapa yang dikehendakinya.” [An-Nisaa: 48 dan 116]
Hartawan yang zuhud
Imam Ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang memiliki harta sebanyak 1000 dinar, apakah dia bisa dikatakan zuhud?”
Beliau menjawab: “Ya, dengan syarat dia tidak gembira ketika hartanya bertambah dan tidak bersedih ketika hartanya berkurang.”

Menjaga harga diri
Beliau pernah berdoa dalam sujudnya:
“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menjaga wajahku dari sujud kepada selain-Mu, maka jagalah wajahku dari meminta-minta kepada selain-Mu.”

Zakatnya ilmu
Beliau pernah ditanya tentang seorang yang banyak menulis hadits, maka beliau memberikan jawaban:
“Seharusnya bagi dia untuk memperbanyak amalan sebatas apa yang dia peroleh dalam mencari hadits tersebut.” Kemudian beliau melanjutkan ucapannya: “Jalannya ilmu itu sama dengan jalannya harta. Sesungguhnya harta itu jika bertambah maka bertambah pula zakatnya.”

Kesempurnaan makanan
Jika terkumpul pada makanan itu 4 hal maka sungguh telah sempurna:
  1. Jika disebutkan nama Allah, pada awalnya.
  2. Memuji nama Allah pada akhirnya.
  3. Memperbanyak jumlah orang yang makan.
  4. Makanan tersebut diperoleh dari jalan yang halal.
Tingkatan-tingkatan Zuhud
Dalam zuhud ada tiga tingkatan:
  1. Meninggalkan yang haram. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang awam.
  2. Meninggalkan sesuatu yang kurang bermanfaat dari perkara yang halal. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang khusus.
  3. Meninggalkan sesuatu yang menyibukkan dari Allah. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang telah mengenal Rabbnya.
Sikap dalam shalat
Beliau pernah ditanya: “Apa makna dari meletakkan tangan yang kanan diatas tangan yang kiri?”
Beliau menjawab: “Merendahkan diri dihadapan Allah Subhanallahu wa Ta’ala.”

Ketakwaan hati
‘Ali bin Al-Madini rahimahullah berkata: “Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata kepadaku, ‘Sebenarnya aku ingin menemanimu  pergi ke Makkah dan tidaklah ada yang menghalangiku untuk menemanimu kecuali aku khawatir akan membuatmu bosan atau engkau yang membuatku bosan.’
Ali rahimahullah berkata: “Ketika  aku akan berpisah, kukatakan kepadanya: ‘Wahai  Abu ‘Abdillah, berilah aku suatu wasiat?’
Ahmad rahimahullah berkata: “Ya, tetapkanlah ketakwaan itu dalam hatimu, dan tegakkanlah akhirat itu dihadapanmu.”

Bersegera dalam kebaikan
Setiap sesuatu dari kebaikan hendaklah engkau memberi perhatian padanya, kemudian bersegera untuk memperolehnya sebelum terhalang antaramu dengan kebaikan tersebut.

Ringan dalam hisab
Suatu yang sedikit dari perkara dunia maka kelak hisab (perhitungan)nya akan ringan di akhirat

Berkurangnya keimanan
Iman bisa bertambah dan berkurang. kebaikan semuanya adalah bagian dari iman (menambah keimanan –red) dan kemaksiatan dapat mengurangi keimanan.

Semangat belajar
Tidaklah seseorang akan patah semangat di dalam menuntut ilmu kecuali orang yang bodoh.

Keikhlasan
Al-Ikhlas adalah hendaklah amalanmu diniatkan dalam rangka ibadah dan meninggalkan sesuatu yang haram, serta meniatkan setiap kebaikan dan ketakwaan hanya semata-mata ditujukan kepada Allah. Ikhlas adalah ruhnya amalan. Amalan tanpa ruh ibarat mayit. Allah tidak menerima amalan tersebut dan tidaklah dia akan selamat dari api neraka.

Semangat beramal
Tidaklah aku menulis sebuah hadits kecuali aku telah mengamalkannya walaupun cuma satu kali supaya tidak menjadi hujjah pada diriku kelak, sampaipun shalat 2 rakaat Maghrib antara adzan dan iqamat (aku telah mengamalkannya).

Doa beliau
Ya Allah, janganlah Engkau sibukkan hati kami dengan sesuatu yang telah Engkau bebankan kepada diri kami.
Dan janganlah Engkau menghalangi diri kami dari kebaikan yang ada pada-Mu dengan suatu kejelekan yang ada pada diri kami.
Dan janganlah Engkau perlihatkan pada diri kami apa yang telah Engkau larang.
Dan janganlah Engkau luputkan bagi diri kami apa-apa yang telah Engkau perintahkan.
Muliakanlah diri kami dan janganlah Engkau hinakan diri kami.
Muliakanlah diri kami dengan ketaatan dan janganlah Engkau hinakan diri kami dengan kemaksiatan.

Maraji’:
  1. Mawa’izh Al-Imam Ahmad
  2. Musthalah Hadits karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah, hal. 63-66.
  3. Kitab Fadhail Shahabah jilid I
  4. Siyar A’lamin Nubala
  5. Bidayah wa Nihayah

Buletin Islam Al Ilmu Edisi No : 32/VIII/VIII/1431

Sabtu, 05 April 2014

Tabligh Akbar Salafy bengkulu

Bismillah,
Mengundang Kaum Muslimin dalam acara Tabligh Akbar Ahlussunnah Wal Jama’ah di Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

Bersama Al ustadz Abu karimah ‘askari hafidzahulloh (Balik papan).
Insya Alloh akan di laksanakan pada:
Tanggal: 12-13 April 2014

Tempat : Bengkulu utara Unit 1 Padang Jaya. di Ma’had Qowamussunnah asuhan ustadz Zuhayr Syarif hafidzahulloh.
jazaakumullohu khoiron.




Sabtu, 29 Maret 2014

PENGARUH ORANG TUA TERHADAP ANAK


Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Betapa banyak orang yang mencelakakan anaknya—belahan hatinya—di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka. Orang tua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya. Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak, padahal sejatinya dia telah menghinakannya. Bahkan, dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian. Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya. Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat. Apabila engkau meneliti kerusakan yang terjadi pada anak, akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orang tua.” (Tuhfatul Maudud hlm. 351)


Beliau rahimahullah menyatakan pula,
“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yang bersumber dari orang tua, dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Orang tua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak tidak bisa memberi manfaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya ketika sudah lanjut usia. Ketika sebagian orang tua mencela anak karena kedurhakaannya, si anak menjawab, ‘Wahai ayah, engkau dahulu telah durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku sekarang mendurhakaimu ketika engkau telah lanjut usia. Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia lanjut’.” (Tuhfatul Maudud hlm. 337)


(Diambil dari Huququl Aulad ‘alal Aba’ wal Ummahat hlm. 8—9, karya asy-Syaikh Abdullah bin Abdirrahim al-Bukhari hafizhahullah)

Senin, 17 Maret 2014

Nasihat Imam Asy-Syafi’iy kepada Muridnya, Imam Al-Muzany


2cglh1g

Imam Al-Muzany bercerita:

“Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang beliau wafat, lalu kubertanya, “Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai Ustadzku?”

Beliau menjawab:

“Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”

Aku berkata:

“Nasihatilah aku.”

Asy-Syafi’iy berpesan kepadaku:

“Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu, dan janganlah lupa bahwa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah terhadap Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah segalah hal yang Dia haramkan, laksanakanlah segala perkara yang Dia wajibkan, dan hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah kepadamu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir, dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlah orang yang menzhalimimu, sambunglah (silaturrahmi dari)orang yang memutus silaturahmi terhadapmu, berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan.”

Aku berkata:

“Tambahlah (nasihatmu) kepadaku.”

Beliau melanjutkan:

“Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata percaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harapan adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai pakaianmu, shadaqah sebagai pelindungmu, dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tenang sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunia sebagai penjaramu, dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur`an sebagai juru bicaramu dengan kejelasan, serta jadikanlah Allah sebagai Penyejukmu. Barangsiapa yang bersifat seperti ini, surga adalah tempat tinggalnya.”

Kemudian, Asy-Syafi’iy mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersya’ir:

Kepada-Mu -wahai Ilah segenap makhluk,

wahai Pemilik anugerah dan kebaikan-

kuangkat harapanku,

walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa

Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku

kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku

Kurasa dosaku teramatlah besar,

tetapi tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabb-ku-,

ternyata maaf-Mu lebihlah besar

Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa,

dan terus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan

Andaikata bukan karena-Mu,

tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh Iblis

bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu,Adam

Kalaulah Engkau memaafkan aku,

Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zhalim lagi sewenang-wenang yang masih terus berbuat dosa.

Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa, walaupun diriku telah engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku.

Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar.

[Tarikh Ibnu Asakir Juz 51 hal. 430-431]

Sabtu, 15 Maret 2014

Kajian Salafy di universitas Bengkulu, Bengkulu

Ta’lim Salafy Universitas Bengkulu


Bismillah.

Insha Allah telah Hadir

Kajian Studi Islam Ilmiah Unib [Sebuah Risalah Ta'lim Salafy Universitas Bengkulu].

Dengan Pembahasan Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyah

Karangan Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi,

di Mushollah Shelter Unib Setiap Sabtu Malam Minggu Ba’dah Maghrib-Isya.

Oleh Al-Ustadz Abu Jabir Hafidzahullah -Semoga Allah menjaganya-

Diselenggarakan Oleh Perserikatan Mahasiswa Pencinta Musholla Unib.


Gratis Terbuka Untuk Umum Masyarakat Bengkulu.

Cp. Aben Candra [0856 5884 1710]

Web www.ksiim-unib.hol.es —

Lokasi kajian salaf di kabupaten bengkulu utara, Bengkulu

KABUPATEN BENGKULU UTARA

Tempat : Masjid Miftahul Huda
Alamat : Desa Marga Sakti Unit I Kec. Padang Jaya
Waktu : Kamis, 18.30 – 20.00 WIB
Pengajar : Al Ustadz Abu Muhammad Zuhair Syarif
Website terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Yahya Ali (085384816441) Bengkulu Utara.

Tempat : Masjid Solo
Alamat : Unit IV Kec. Padang Jaya
Waktu : Jum’at, 18.30 – 20.00 WIB
Pengajar : Al Ustadz Abu Muhammad Zuhair Syarif
Website terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Yahya Ali (085384816441) Bengkulu Utara.

Tempat : Masjid Al Kautsar
Alamat : Rama Agung Kota Arga Makmur
Waktu : Selasa, 18.30 – 20.00 WIB
Pengajar : Ustadz Abdurrahman
Website terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Yahya Ali (085384816441) Bengkulu Utara.

Tempat : Masjid Al Kautsar
Alamat : Rama Agung Kota Arga Makmur
Waktu : Selasa Ahad ke-1, 18.30 – 20.00 WIB
Pengajar : Al Ustadz Abu Muhammad Zuhair Syarif
Website terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Yahya Ali (085384816441) Bengkulu Utara.

Tempat : Desa Marga Sakti Unit I (Di rumah ustadz)
Waktu : Senin dan Rabu, 17.00 –18.00 WIB
Pengajar : Al Ustadz Abu Muhammad Zuhair Syarif
Peserta : Kaum Muslimah
Website terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Yahya Ali (085384816441) Bengkulu Utara.

Tempat : Ma'had Tarbiyah Al Islamiyah Qowamussunnah
Alamat : Jalan tanah Hitam Padang Jaya, Bengkulu Utara
Daftar Ustadz : Ustadz Abu Muhammad Zuhair Syarif, Ustadz Abu Yahya 'Ali, Ustadz Muflih
Website Terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Hasan Ali 0813 7789 8823 [Kota Bengkulu], Abu Yahya Ali 0853 8481 6441 [Bengkulu Utara]

Lokasi Kajian Salafy kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu

Lokasi Kajian Ahlussunnah Provinsi Bengkulu

Kota Bengkulu

Tempat : Musholla Shelter Universitas Bengkulu
Alamat : Kelurahan kandang Limun, Universitas Bengkulu
Daftar Ustadz :
1. Sebtu Malam Minggu = Ustadz Abu Jabiir,
2. Minggu Sore Ba'da Ashar = Ustadz Abdul Aziz,
Website Terkait : www.ksiim-unib.hol.es
Contact Person : Aben C. Hanafia 0856 5884 1710

Tempat : Masjid Al-Muhajirin Unib Depan
Alamat : Kelurahan Budi Utomo, depan Universitas Bengkulu
Daftar Ustadz : Ahad ke 3 Setiap Bulan = Ustadz Zuhair Syarif,
Website Terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Aben C. Hanafia 0856 5884 1710

Tempat : Masjid Smp N 18 Kota Bengkulu
Alamat : Lingkar Barat depan Polsek Lingkar Barat, Kota Bengkulu
Daftar Ustadz : Senin Malam Selasa = Ustadz Abu Jabiir
Website Terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Abu Hasan Ali 0813 7789 8823.

Tempat : Masjid Al Ikhlas
Alamat : Lingkar Barat, Dekat Universitas Terbuka Kota Bengkulu
Daftar Ustadz : Rabu Malam Kamis = Ustadz Abdul Aziz
Website Terkait : www.sunny-salafy.me
Contact Person : Muwahid 0896 5122 1707.
 

Radio Salafy


STREAMING > SALAFYBPP.COM

About